Tapanuli Selatan, Sumatera Utara — Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, kini berada dalam kondisi genting setelah diterjang banjir bandang dahsyat yang menyebabkan kerusakan parah pada permukiman dan infrastruktur desa tersebut.

Banjir bandang yang melanda desa ini bukan hanya disebabkan oleh hujan deras semata, tetapi juga oleh rusaknya hutan di wilayah hulu Sungai Garoga. Hutan yang seharusnya berfungsi sebagai daerah resapan air kini telah banyak hilang karena aktivitas pembukaan lahan, sehingga saat hujan ekstrem, air langsung mengalir deras membawa kayu, batu, dan lumpur ke hilir.

Akibatnya, derasnya aliran air menciptakan alur sungai baru di tengah kampung, menghancurkan rumah warga, dan mengubah struktur alam di sekitar desa. Kayu-kayu besar yang terbawa arus bahkan menyumbat jalur sungai dan memicu banjir susulan yang lebih hebat.

Tokoh adat setempat menceritakan bagaimana desa yang biasanya tenang kini hampir lenyap disapu banjir, dengan rumah, tempat ibadah, dan lahan warga yang hilang atau rusak parah, sementara banyak warga masih belum tahu di mana harus mengungsi.

Selain itu, material kayu dan puing yang terbawa banjir menjadi tantangan tersendiri bagi tim evakuasi dan pembersihan, termasuk pencarian korban yang masih berlangsung di area tersebut.

Situasi begitu parah hingga banyak pihak kini menilai bahwa keberlanjutan kehidupan di Desa Garoga menjadi sangat tidak pasti tanpa langkah besar rehabilitasi lingkungan dan perlindungan wilayah hulu sungai, karena setiap hujan ekstrem berpotensi memicu bencana serupa di masa depan.

 

Penulis: Novi Rahmadani | Editor: Bagas Syahputra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *