Tapanuli Selatan, 01 Desember 2025 — Di tengah hiruk‑pikuk tangis, kecemasan, dan kesedihan di posko penanganan bencana banjir‑longsor, muncul sebuah momen kemanusiaan yang hangat hati: seorang anggota Bhayangkari Cabang Tapanuli Selatan, Tengku Nova Mulyana Hanafi (dikenal “Ny. Nova”/“Ny. Yana”), dengan tulus menyusui bayi mungil yang terpisah dari ibu kandungnya.

Detik‑detik penuh haru

Kejadian berlangsung di Posko Kesehatan dan Dapur Umum di depan RM Sinyar‑Nyar, Dusun Purba Tua, Desa Marsada, Kecamatan Sipirok — wilayah terdampak longsor.
Seorang nenek membawa bayi berusia sekitar satu bulan, yang menangis tersedu-sedu akibat lapar, lelah, dan trauma — sang ibu kandungnya masih terpisah, berada di lokasi longsor.

Melihat hal tersebut, Ny. Nova mendekat, meminta izin dari tenaga medis dan nenek sang bayi, lalu dengan penuh kasih sayang menyusui bayi itu di sudut posko. Tidak butuh waktu lama — tangis bayi berhenti, digantikan ketenangan dan tidur dalam dekapan.

Simbol empati di tengah duka

Tindakan spontan itu mendapat apresiasi dari ketua Bhayangkari Cabang Tapanuli Selatan, Kiki Yon Edi, yang menyebut aksi Ny. Nova sebagai “wujud kepedulian yang menjadi jantung Bhayangkari” — bahwa mereka hadir bukan hanya sebagai pendamping suami/polisi, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang peduli terhadap sesama.

Juga, pihak Polda Sumatera Utara menyambut baik tindakan tersebut. Menurut mereka, ini mencerminkan nilai kemanusiaan tinggi di tengah krisis — bahwa kemanusiaan, bukan sekadar prosedur, menjadi prioritas.

Kenangan kecil, dampak besar

Dalam kondisi genting — bencana, pengungsian, ketidakpastian — perhatian dan empati seperti yang ditunjukkan Ny. Nova menjadi sinar harapan. Bayi mungil itu, dalam satu tindakan sederhana, mendapatkan rasa aman, kenyamanan, dan asupan utama: ASI. Tindakan ini membawa sedikit ketenangan di tengah duka dan kekacauan akibat bencana.

Momen ini menjadi pengingat bahwa di balik angka korban, rumah rusak, dan tangis duka — kemanusiaan dan kepedulian dapat memperkuat solidaritas antar sesama.

 

Penulis: Dewi Sintia | Editor: Wawan Setiawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *