PADANG — Bencana alam berupa banjir dan longsor melanda wilayah Sumatera Barat (Sumbar), menyebabkan situasi darurat dengan dampak luar biasa: sedikitnya 23 orang meninggal dunia, 12 orang dinyatakan hilang, dan empat orang mengalami luka-luka.

Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), akibat bencana ini sekitar 3.900 kepala keluarga (KK) dipaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat pengungsian.

Pusat Dampak: Padang Pariaman dan Kota Solok

Sebagian besar pengungsi berasal dari dua daerah utama:

  • Di Padang Pariaman tercatat sekitar 3.208 KK mengungsi.
  • Sedangkan di Kota Solok tercatat sekitar 600 KK dipindahkan ke tempat pengungsian.
Kerusakan Infrastruktur Memperburuk Krisis

Bencana ini juga merusak infrastruktur secara signifikan. Setidaknya lima jembatan di Padang Pariaman rusak/parah — sebagian bahkan putus — memperlambat distribusi bantuan dan akses penyelamat ke wilayah terdampak.
Beberapa jalur transportasi penting juga ikut terputus: misalnya jalur nasional Bukittinggi–Padang yang sempat tertutup longsor, serta jalur dari Kabupaten Agam ke Kabupaten Pasaman terputus karena longsor di Lubuk Sikapiang.

Respons dan Upaya Penanganan Darurat

Tim gabungan dari BNPB, pemerintah daerah, relawan, dan instansi terkait hingga saat ini masih bekerja keras di lapangan — menangani evakuasi, bantuan logistik, serta menetralisir kondisi darurat.
Pengungsi ditempatkan di sejumlah titik penampungan darurat, dimana kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan pelayanan kesehatan mulai disalurkan.

Kondisi di Sumbar saat ini menunjukkan dampak besar dari bencana alam — bukan hanya korban jiwa, tetapi juga krisis kemanusiaan bagi ribuan keluarga yang kehilangan tempat tinggal. Penanganan cepat dan bantuan dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk membantu pemulihan dan mengurangi dampak lebih lanjut.

 

Penulis: Siti Nurlela| Editor: Bambang Kurniawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *